Makna Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW


Tanggal 12 Rabiul Awal 1446 H, bertepatan dengan tanggal 16 September 2024 seluruh kaum muslim merayakan maulid Nabi Muhammad SAW, tidak lain merupakan warisan peradaban Islam yang dilakukan secara turun temurun. Maulid Nabi Muhammad SAW ini merupakan momentum yang sangat istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Diperingati pada tanggal 12 Rabiul Awal setiap tahunnya, ini merupakan tanggal kelahiran Rasulullah SAW di Kota Mekah. Meskipun selalu diperingati setiap tahunnya, masih banyak orang-orang yang belum mengetahui makna dari pelaksanaan Maulid Nabi itu sendiri. 


Mengutip dari zakat.or.id, berikut lima makna dari peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW:

1. Bermakna Rasa Syukur

Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki makna rasa syukur karena beliau telah lahir ke dunia dan menyebarkan suri tauladan yang baik untuk umat Islam.


2. Mengingat Perjuangan Nabi Muhammad

Dahulu, Rasulullah melakukan syiar Islam melalui dua fase yang berbeda. Fase pertama, melakukan syiar secara sembunyi-sembunyi yang berlangsung selama 3 tahun pertama di masa kenabian. Nabi Muhammad melakukan dakwah kepada orang-orang terdekat terlebih dahulu, seperti keluarga, dan para sahabat. Setelah itu, turunlah wahyu surat Al-Mudatsir ayat 1-7 untuk melakukan syiar Islam secara terang-terangan. Ketika melakukan syiar secara terbuka, desakan dari kaum Quraisy semakin kencang. Saat peristiwa Isra Miraj, kaum Quraisy tidak segan untuk menuduh bahwa apa yang dilakukan Nabi Muhammad adalah sebuah kebohongan.

Namun Nabi Muhammad tidak menyerah begitu saja, dengan dukungan dari para sahabat dan kerabat terdekat, Rasulullah menjadi tangguh dan strategis dalam melakukan perjuangannya. Maka perayaan Maulid Nabi ini menjadi momentum untuk mengingat perjuangan Nabi Muhammad untuk berdakwah, bahwa Islam membawa kebaikan dengan berpedoman kepada Al-Quran dan Hadits.


3. Sebagai Dzikir dan Doa

Makna berikutnya dari Maulid Nabi Muhammad SAW yaitu melantunkan dzikir dan doa. Salah satu manfaat dari mengumandangkan shalawat kepada Rasulullah SAW adalah mendapatkan syafaat di akhirat kelak. Hal tersebut berdasarkan dengan Hadits Tirmidzi berikut ini:

أَوْلَى النَّاسِ بِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً

Artinya: "Orang yang paling berhak mendapatkan syafaatku kelak adalah orang yang paling banyak bershalawat kepadaku." (HR at-Tirmidzi)

Doa, salawat, dan zikir kepada Nabi Muhammad sebagai bentuk meneladani sifat-sifat dan akhlak terpuji baginda. Sifat tersebut yaitu siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan), fathonah (cerdas).


4. Sebagai Bentuk Syiar Islam

Makna paling penting dari Maulid Nabi yaitu sebagai salah satu bentuk dakwah dan menguatkan aqidah umat Islam. Selain itu, syiar Islam juga memiliki nilai sosial yang datang dari berbagai pesan baik, bersholawat bersama, atau memuliakan tamu yang datang ke perkumpulan dengan hidangan yang disajikan.

Syiar Islam juga tidak hanya fokus mendengarkan dakwah semata, melainkan dapat dilakukan dengan cara yang menarik, seperti umat Islam makan bersama setelah kajian. Kebersamaan itulah yang menjadi hikmat saat memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.


5. Memahami Silsilah Keluarga Nabi Muhammad

Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi momentum untuk memahami kembali silsilah keluarga beliau. Ibunda Rasulullah bernama Aminah, kemudian ayahnya bernama Abdullah yang meninggal saat Rasulullah masih di dalam kandungan. Kemudian, pamannya bernama Abu Thalib yang berbeda keyakinan dengan Rasulullah. Kendati begitu, Abu Thalib selalu mendukung dakwah yang dilakukan Rasulullah, karena ia yakin Islam membawa kebaikan.